BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar
orang beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak perlu
mengindahkan aturan-aturan, norma-norma serta nilai moral yang berlaku dalam
bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus
memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar bisa
menang dalam persaingan bisnis yang ketat.
Dalam bisnis
terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan tentunya aturan-aturan
tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan
aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
Namun,
anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan dapat
berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis
merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan nilai
moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan ke
dalam kegiatan bisnis.
Sebuah
perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik,
pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang
dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari
dengan etis dan etos bisnis yang baik. Dengan memperhatikan etos dan etis
bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tetap terjaga.
Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam menciptakan citra bisnis yang baik
dan etis.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan
yang diangkat dari penulisan ini adalah:
1. Apakah bentuk
pelanggarannya jika sebuah perusahaan tidak menggunakan etika didalam
bisnisnya?
2. Apakah faktor
penyebab perusahaan tidak menjalankan etika di dalam bisnisnya?
3. Bagimana cara
mengatasi masalah tersebut?
4. Apakah fungsi etika
bisnis berpengaruh terhadap perusahaan?
1.3. Batasan Masalah
Penulis
membatasi masalah dalam penulisan ini yang hanya mengenai fungsi etika bisnis
terhadap perusahaan serta faktor penyebab perusahaan yang tidak menerapkan etika
di alam bisnisnya dan pelanggaran apa yang akan diterima oleh perusahaan
tersebut jika tidak menerapkan etika di dalam bisnisnya.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan ini adalah:
1. Etika bisnis
bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik
dan etis.
2. Untuk menyadarkan
masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak
dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun
juga.
3. Etika bisnis juga
berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu
praktek bisnis.
1.5. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis:
Dapat membantu penulis
memperdalam materi yang diajarkan selama perkuliahan.
2. Bagi pembaca:
Penulisan ini bisa
dijadikan salah satu acuan bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian
sejenis.
1.6. Metode Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Dilakukan dengan
mencari data-data yang diperlukan dengan menggunakan Metode Searching di
Internet, yaitu dengan membaca referensi-referensi yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
Kata “Etika”
itu berasal dari dari kata Yunani yaitu ‘Ethos,’ yang artinya adat istiadat.
Etika bisa dibilang sebagai kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat. Etika itu punya kaitan sama nilai-nilai, tatacara
hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan termasuk juga semua kebiasaan yang
dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, atau dari satu generasi ke
generasi yang lain. Seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
-
O.P.
Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
-
Sidi Gajalba :
etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
-
Burhanudin
Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
-
Griffin and
Ebert (1999) : Etika Bisnis (business ethics) merupakan penerapan etika secara
umum terhadap perilaku bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis
menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan
dari suatu organisasi perusahaan.
-
Epstein (1989)
: menyatakan etika bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku
bisnis secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi) untuk menilai
suatu isu, di mana penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai yang
berkembang dalam suatu masyarakat. Melalui pilihan nilai tersebut, individu
atau organisasi akan memberikan penilaian apakah sesuatu yang dilakukan itu
benar atau salah, adil atau tidak serta memiliki kegunaan (utilitas) atau
tidak.
Etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu
kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini
dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika
ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya.
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan
rasional mengenai :
- Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
- Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima
2.2.
Beberapa Prinsip Etika
a. Prinsip Otonomi
(Sadar sendiri tentang kebaikan)
b. Prinsip Kejujuran
c. Prinsip Keadilan
d. Prinsip Saling
Menguntungkan
2.3.
Etika dalam lingkungan bisnis
Etika Bisnis adalah
merupakan rangkaian dasar etika yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis.
2.4. Jangkauan
Etika Bisnis
- Etika bisnis sebagai etika profesi membahas prinsip, kondisi dan masalah praktek etis.
- Etika bisnis berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis agar berbisnis secara baik dan etis.
- Etika bisnis sebagai acuan bagi pebisnis agar berbisnis tidak merugikan konsumen, tenaga kerja dan masyarakat luas.
2.5. Hal-hal Yang
Harus Diperhatikan Dalam Menciptakan Etika Bisnis :
- Pengendalian Diri; (Tdk menerima apapun)
- Pengembangan tanggungjawab sosial;
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi;
- Menciptakan persaingan yang sehat;
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan“;
- Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi);
- Mampu menyatakan yang benar itu benar;
- Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah;
- Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama;
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati;
- Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan;
2.6. Masalah etika
dalam bisnis
- Suap (Bribery),
- Paksaan (Coercion),
- Penipuan (Deception),
- Pencurian (Theft),
- Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination)
2.7.
Pengertian Bisnis
Bisnis dalam arti luas adalah istilah
umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang
& jasa dalam kehidupan sehari-hari.
“Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan masyarakat”.(bussinessis then simply a system that
produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat, T
Chwee,1990]
“Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau
jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan”[Griffin & Ebert]
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa :
Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok
orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui
penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
2.8.
Aspek - Aspek Bisnis:
- Kegiatan individu dan kelompok
- Penciptaan nilai
- Penciptaan barang dan jasa
- Keuntungan melalui transaksi
2.9.
Fungsi Bisnis
Fungsi bisnis dilihat dari kepentingan mikroekonomi
dan makroekonomi
A .Fungsi Mikro Bisnis
Kontribusi terhadap pihakyang
berperan langsung
- Pekerja/ Karyawan
Pekerja menginginkan gaji yang
layak dari hasil kerjanya sementara manajer menginginkan kinerja yang tinggi
yang ditunjukkan besarnya omzet penjualan dan laba.
- Dewan Komisaris
Memantau kegiatan dan mengawasi
manajemen, memastikan kegiatan akan berjalan mencapai tujuan.
- Pemegang Saham
Pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu
terhadap perusahaan.
B. Fungsi Makro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak langsung
- Masyarakat sekitar perusahaan
Memberikan
kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
- Bangsa dan Negara
Tanggungjawab kepada bangsa dan negara yang
diwujudkan dalam bentuk kewajiban membayar pajak.
2.10 . Faktor Penyebab Perusahaan Tidak Menerapkan Etika Didalam Bisnisnya
Berbagai
penyebab atau permasalahan etika bisnis di perusahaan dapat muncul dalam
berbagai macam alas an dan berbagai macam bentuk. Identifikasi terhadap
berbagai faktor yang umum ditemui sebagai penyebab munculnya penyebab atau
permasalahan etika di perusahaan, merupakan suatu langkah penting untuk
meminimalkan pengaruh penyebab atau masalah etika bisnis terhadap kinerja
perusahaan. Sedikitnya ada empat faktor yang pada umumnya menjadi penyebab
timbulnya masalah etika bisnis di perusahaan, yaitu Mengejar Keuntungan dan
Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest), Tekanan Persaingan
Terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on Profits), Pertentangan antara
Tujuan Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
yang berikut akan diurai pengertian dari faktor-faktor penyebab timbulnya
masalah etika didalam bisnis pada sebuah perusahaan.
a. Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish
Interest).
Sikap
serakah dapat mengakibatkan masalah etika bisnis. Perusahaan kadang-kadang
mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai pribadi tidak layak. Para
pekerja ini akan menempatkan kepentingannya untuk memperoleh kekayaan melebihi
kepentingan lainnya meski pun dalam melakukan akumulasi kekayaan tersebut dia
merugikan pekerja lainnya, perusahaan, dan masyarakat.
b. Tekanan Persaingan terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on
profits)
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
c. Pertentangan antara
Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal
Values)
Masalah
etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak mencapai tujuan-tujuan
tertentu atau menggunakan metode-metode baru yang tidak dapat diterima oleh
para pekerjanya.
2.11. Cara Mengatasi Perusahaan Yang Tidak Menerapkan Etika didalam
Bisnisnya
Dalam etika
bisnis apabila perilaku mencegah pihak lain menderita kerugian dipandang
sebagai perilaku yang etis, maka perusahaan yang menarik kembali produknya yang
memiliki cacat produksi dan dapat membahayakan keselamatan konsumen, dapat
dipandang sebagai perusahaan yang melakukan perilaku etis dan bermoral.
Pada dasarnya
kegiatan bisnis tidaklah hanya bertujun untuk memperoleh keuntungan
sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara melainkan perlu adanya
perilaku etis yang diterapkan oleh semua perusahaan. Etika yang diterapkan oleh
sebuah perusahaan bukanlah salah satu penghambat perusahaan untuk dapat
berkompetisi dengan para pesaingnya melainkan untuk dipandang oleh masyarakat
bahwa perusahaan yang menerapkan etika didalam perusahaan bisnis adalah sebagai
perusahaan yang memiliki perilaku etis dan bermoral.
Setidaknya terdapat
tujuh alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis
yang akan dirangkum sebagai berikut:
a. Meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara
etis.
Perusahaan
yang tidak berhasil dalam menjalankan bisnisnya secara etis akan mengalami
sorotan, kritik, bahkan hukuman. Sebagai contoh, Kongres Amerika Serikat
memberlakukan Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act,
atau yang dikenal dengan Sarbane-Oxley (Baron, 2006), setelah Kongres menemukan
berbagai kelemahan tata kelola perusahaan yang terjadi di Enron dan Worldcom.
Manipulasi keuangan yang dilakukan oleh Enron, tidak terlepas dari peran
oknum-oknum Arthur Andersen yang bersama-sama dengan CEO Perusahaan Enron
secara sengaja menyembunyikan fakta-fakta keuangan. Belajar dari kasus ini,
kongres menerapkan Sarbanes Oxley Act di mana undang-undang baru ini menutupi
berbagai celah hukum, misalnya dengan melarang akuntan publik yang sedang
mengaudit perusahaan melaksanakan kegiatan konsultasi bagi perusahaan yang
sama. Undang-undang juga menetapkan berdirinya sebuah lembaga independen yang
diberi nama Public Company Accounting Oversight Board yang mengawasi kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan akuntan.
b. Penerapan etika bisnis mencegah agar perusahaan tidak melakukan berbagai
tindakan yang membahayakan stakeholders lainnya.
Sebagai
contoh, Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah secara tidak
profesional yang dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung di wilayah Leuwi
Gajah Kabupaten Bandung telah mengakibatkan bencana longsornya sampah dengan
volume sekitar 20juta meter kubik yang menimpa perumahan penduduk di sekitarnya
sehingga 112 orang meninggal dunia dan kerugian material masyarakat sekitar
tempat pembuangan sampah diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
c. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
Sebagai
contoh, sebuah studi yang dilakukan DePaul University menunjukkan bahwa
“terdapat hubungan statistik yang signifikan antara pengendalian perusahaan
yang menekankan pada penerapan etika dan perilaku bertanggung jawab di satu
sisi dengan kinerja keuangan yang baik di sisi lain”. Dalam kasus lain,
penerapan etika bisnis di perusahaan terhadap para manajer dan karyawan
perusahaan berupa larangan minum alkohol bagi para pegawai, telah menurunkan
biaya kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja.
d. Penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan menolak suap dapat meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua pihak yang melakukan hubungan bisnis.
d. Penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan menolak suap dapat meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua pihak yang melakukan hubungan bisnis.
Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat
hubungan bisnis terhadap pihak lainnya. Sebaliknya apabila salah satu pihak
tidak dapat dipercaya, maka pihak yang tidak dapat dipercaya ini akan diabaikan
oleh mitra bisnisnya bahkan oleh komunitas bisnis secara umum.
e. Penerapan etika bisnis agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan
yang dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis.
Sebagai contoh,
kejahatan pencurian uang perusahaan yang dilakukan pemilik dan pimpinan
perusahaan merupakan faktor penyebab utama kebangkrutan perusahaan dibanding
faktor-faktor lainnya. Demikian pula kegiatan damping yang dilakukan pesaing
luar negeri merupakan perilaku tidak etis yang dapat merugikan perusahaan
domestik.
f. Penerapan etika bisnis perusahaan secara baik di dalam suatu perusahaan
dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja.
Contohnya,
perusahaan dianggap bertindak tidak etis apabila di dalam perusahaan terjadi
diskriminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial. Perusahaan
juga dianggap berlaku tidak etis apabila perusahaan tidak memberikan kesempatan
kemajuan karier yang sama kepada tenaga kerja yang ada di perusahaan hanya
karena terdapat perbedaan ras antara pekerja yang satu dengan pekerja lainnya.
g. Perusahaan perlu menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya,
untuk mencegah agar perusahaan (yang diwakili para pimpinannya) tidak memperoleh
sanksi hukum karena telah menjalankan bisnis secara tidak etis.
Beberapa
alasan diatas dapat mewakilkan banyak perusahaan yang masih menerapkan etika
didalam perusahaan bisnisnya karena selain menjadikan perusahaan tersebut
menjadi perusahaan yang etis dan bermoral alasan lainnya adalah agar perusahaan
tidak menelan kerugian dan mendapatkan pelanggaran-pelanggaran karena tidak
menjalankan bisnis secara etis dan melanggar hak-hak pekerja oleh pemberi
pekerja. Sehingga alasan-alasan tersebut dapat memberikan informasi yang
bermanfaat kepada perusahaan-perusahaan bisnis lainnya yang belum menerapkan
etika didalam perusahaan bisnisnya.
2.12. Pelanggaran Yang Akan Diterima Jika Perusahaan Tidak Menerapkan Etika
Didalam Bisnisnya
Pelanggaran
etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih
keuntungan, yang sebagaimana terdapat dalam Pasal 22 yang berbunyi “Pelaku
usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau
menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan
usaha tidak sehat”. Pasal ini menjelaskan tentang Tender adalah tawaran
mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan
barang-barang, atau untuk menyediakan jasa. Dan unsur dari bersekongkol itu
sendiri adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih, secara terang-terangan
maupun diam-diam melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya,
membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan, menciptakan persaingan semu,
menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan, tidak menolak
melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta
tender tertentu, pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau
pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku usaha yang
mengikuti tender, dengan cara melawan hukum.
Hal diatas
adalah pelanggaran yang akan diterima kepada perusahaan yang tidak menerapkan
etika didalam bisnisnya karena memiliki unsur kecurangan. Hal lain yang
menjadikan pelanggaran terhadap perusahaan yang tidak menerapkan etika didalam
bisnisnya adalah pegawai perusahaan yang melakukan pelanggaran Pedoman Etika
Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengenaan sanksi atas bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Komisaris
dan Direksi, berpedoman pada anggaran dasar perusahaan dan keputusan RUPS.
Sedangkan pengenaan sanksi terhadap pegawai perusahaan dilakukan sesuai dengan
kesepakatan dalam Peraturan Disiplin Pegawai (PDP) maupun aturan kepegawaian
yang berlaku. Pelaporan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai
tanpa disertai dengan bukti-bukti pelanggaran dapat dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Dari contoh
pelanggaran diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang menjadikan
perusahaan untuk menerapkan etika di dalam bisnisnya bukanlah dari perusahaan
itu sendiri melainkan adanya kejujuran dari para pegawai yang bekerja di
perusahaan tersebut sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang damai serta
menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang menerapkan etika didalam
bisnisnya.
2.13. Fungsi Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Setelah
mengetahui betapa pentingnya etika yang harus diterapkan pada perusahaan
bisnis, tentunya etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap
kemajuan perusahaan itu sendiri. Permasalahan etika bisnis yang terjadi di
perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan yang satu dan fungsi perusahaan
lainnya. Hal ini terjadi karena operasi perusahaan sangat terspesialisasi dalam
berbagai bidang profesi, sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki
masalah etika tersendiri. Berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan etika
bisnis yang terjadi di beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu: etika bisnis
di bidang akuntansi (accounting ethics), keuangan (finance ethics), produksi
dan pemasaran (production and marketing ethics), sumber daya manusia (human
resources ethics), dan teknologi informasi (information technology ethics) yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
b.
Etika Bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics)
Fungsi
akuntansi merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan
demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan akuntansi
merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu
praktik akuntansi yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan
yang berbeda untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh
keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan
bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang
berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal
perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor
pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja
memanipulasi data dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan
palsu tersebut.
b. Etika bisnis di Bidang Keuangan (Financial Ethics)
Skandal
keuangan yang berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan yang dijalankan secara
tidak etis telah menimbulkan berbagai kerugian bagi para investor. Pelanggaran
etika bisnis dalam bidang keuangan dapat terjadi misalnya melalui praktik
window dressing terhadap laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan
pinjaman ke bank. Melalui praktik ini seolah-olah perusahaan memiliki
rasio-rasio keuangan yang sehat sehingga layak untuk mendapatkan kredit.
Padahal sebenarnya kondisi keuangan keuangan perusahaan tidak sesehat seperti
yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran
etika keuangan misalnya melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan,
sehingga perusahaan dapat memperoleh kredit melebihi nilai agunan kredit yang
sesungguhnya.
c. Etika bisnis di Bidang Produksi dan Pemasaran (Production and Marketing
Ethics).
Hubungan
yang dilakukan perusahaan dengan para pelanggannya dapat menimbulkan berbagai
permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan pemasaran. Untuk melindungi
konsumen dari perlakuan yang tidak etis yang mungkin dilakukan oleh perusahaan,
pemerintah Indonesia telah memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang ini dijelaskan berbagai perbuatan
yang dilarang dilakukan oleh pelaku usaha. Antara lain, pelaku usaha dilarang
memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
1. tidak memenuhi atau
tidak sesuai dengan standar yang dipersyarakatkan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. tidak sesuai dengan
berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
3. tidak sesuai dengan
ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
4. tidak sesuai dengan
kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam
label, etiket, atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
d. Etika Bisnis di Bidang Teknologi Informasi (Information Technology
Ethics)
Salah
satu area yang memiliki pertumbuhan masalah etika bisnis paling besar di era
1990-an sampai awal tahun 2000 adalah bidang teknologi informasi. Hal-hal yang
dapat memunculkan permasalahan etika dalam bidang ini meliputi: serangan
terhadap wilayah privasi seseorang, pengumpulan, penyimpanan, dan akses
terhadap informasi usaha terutama melalui transaksi e-commerce, perlindungan
hak cipta yang menyangkut pembuatan software, musik, dan hak kekayaan
intelektual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa
kesimpulan yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi
memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai
tempat yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini. Karena memperoleh
keuntungan dari etika menjadikan penentu perusahaan tersebut untuk bertahan
atau tidaknya. Meraup keuntungan dari hasil yang tidak menerapkan etika bisnis
dalam perusahaan dan tidak adanya kejujuran dari para pegawai perusahaan
tersebut menjadi faktor penyebab terjadinya ke pailitan atau kebangkrutan
perusahaan tersebut karena tidak menerapkan etika didalam bisnis.
Dengan kata
lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan
untuk dibicarakan. mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari
keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan
bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu
perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.
3.2 Saran
Perlu adanya
sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan
etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi
pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang
berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam
bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://adidesu.wordpress.com/2013/04/15/peraturan-peraturan-yang-berhubungan-dengan-etika-dan-profesi/
isi blognya sangat bermanfaat sekali kak
ReplyDeleteElever Media Indonesia